Minggu, 16 Juni 2019
Sabtu, 15 Juni 2019
Bayar Pajak Tanpa Ribet dengan E-Billing
Pada zaman sekarang semua serba online dan elektronik guna mempermudah kita dalam melakukan segalah hal dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk dalam pembayaran pajak, mulai 1 Juli Tahun 2016, Direktorat Jenderal Pajak mewajibkan seluruh transaksi pembayaran pajak bagi Wajib Pajak menggunakan system E-Billing. Berikut ilustrasi bagaimana E-Billing mempermudah dalam pembayaran pajak:
Alur singkatnya terdapat pada gambar dibawah
Tahapan pembayaran pajak via e-billing system
1. Daftar dan buat kode billing
Terdapat berbagai cara pembuatan kode billing, nah kali ini
kita coba melalui sse.pajak.go.id atau versi terbarunya bisa diakses lewat
sse3.pajak.go.id.
Daftar baru
Bagi pendaftar baru, tinggal klik “BELUM PUNYA AKUN?” Ikuti
petunjuknya, dan otomatis kita sudah terdaftar dalam sistem e-billing.
Verifikasi berisi username dan password langsung terkirim ke email kita.
2. Login ke e-billing system
Kemudian, LOGIN dengan menggunakan username dan password
yang sudah diperoleh. Hal ini dilakukan ketika akan melakukan pembayaran pajak.
Pengisian Form Surat Setoran Elektronik
Pilih “ISI SSE“.
Untuk pembayaran pajak usaha kecil atau pajak UMKM, silakan
ikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Data NPWP s/d Kota otomatis langsung terisi.
Jenis pajak: pilih 411128-PPh final
Jenis setoran: pilih kode 420
Masa pajak: pilih sesuai dengan bulan pajak yang akan
dibayar.
Jumlah setor: sesuai dengan nilai 0,5% dari omset bulanan.
Kolom “terbilang” akan otomatis terisi.
Klik “SIMPAN“
Keberhasilan pengisian ini akan dikonfirmasi dengan muncul
pop-up SUKSES
3. Kode Billing
Kemudian kita harus mengkonfirmasi pembuatan ID Billing, dan
akan dikonfirmasi.
Setelah itu akan keluar tampilan kode billing dan masa
aktifnya
Nah jika sudah ada tampilan ini, artinya pengisian kita
sudah selesai. Yang perlu diperhatikan:
Kode billing: kode 15 angka ini yang akan digunakan sebagai
referensi untuk pembayaran pajak nanti.
Masa aktif kode billing: jika lewat dari masa aktif dan
pembayaran masih belum dilakukan, maka proses pembuatan kode ini harus diulang
lagi dari awal.
Kode ini juga bisa dicetak, walaupun bukan keharusan. Karena
yang penting untuk dicatat adalah kode billing tadi. Bahkan pembayaran di
teller bank pun bisa dilakukan hanya dengan menunjukkan screenshot kode billing
ini.
Pembayaran pajak
Dengan selesainya pengisian e-billing sampai dengan keluar
kode billing, bukan berarti prosesnya selesai ya. Dalam tahapan ini, secara
sistem telah tercatat bahwa kita akan melakukan pembayaran sesuai nominal yang
telah diinput, namun belum dilakukan pembayaran.
Nah pembayaran ini bisa dilakukan melalui teller di bank,
kantor pos, ATM, internet banking, dll.
Terima kasih.
Minggu, 17 Maret 2019
|
Nama saya Gilang
Rafii Rabbani, Saya lahir di Majalengka, 7 Januari 1996, Saya anak Keempat dari
empat bersaudara, Ayah saya Rahmat Susanto dan Ibu saya Cicih Hartati. Ayah dan
Ibu saya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, Ayah saya bekerja di Pemerintah
Daerah Majalengka, sedangkan Ibu saya sebagai seorang Guru Sekolah Dasar. Ketiga
saudara saya semuanya laki-laki dan sudah berkeluarga semua, yang pertama
bernama Andi Risbani Rahmatika yang berselisih umur 10 tahun, yang kedua
bernama Robi Harisman yang berselisih umur 7 tahun, dan yang ketiga bernama
Rizky Pramdani yang berselisih umur 5 tahun dengan saya. Kami berempat semuanya
bekerja di Bidang Keuangan, kakak saya yang pertama dan kedua bekerja di salah satu
Bank Negeri, yang ketiga bekerja sebagai akuntan di salah satu perusahaan
swasta di Indonesia.
Pada saat umur 5 tahun Saya memulai
karir pendidikan di jenjang TK Sejahtra, yang berada di Majalengka, dan selesai
pada tahun ajaran 2001/2002 jenjang TK dan menjadi lulusan terbaik di angkatan
saya. Kemudian saya melanjutkan ke jenjang selanjutnya yaitu di SD, Saat SD Saya
bersekolah di SD Negeri Majalengka Wetan II, yang berada di Majalengka, yang
lokasinya bersesbelahan dengan TK saya. Karena kebetulan Ibu saya guru SD, maka
saya banyak menerima stimulan pendidikan akademis maupun non akademis. Saya mulai
mengikuti beberapa perlombaan dari kelas satu SD sampai dengan kelas 6 SD,
mulai dari tingkat Daerah hingga mewakili Daerah ke tingkat Nasional, namun
untuk prestasi di kelas saya tidak pernah merasakan juara pertama, namun masih
dalam 5 besar. Selain itu juga saya pernah mengenyam Pendidikan agama selama 4
tahun di Madrasah Diniyah Awaliyah Manbaul Hikam PUI (2003-2007).
Setelah saya menimba ilmu selama 6 tahun,
saya melanjutkan ke jenjang Pendidikan berikutnya yaitu ke SMP Negeri 3
Majalengka, yaitu salah satu sekolah SMP favorit pada masanya, yang kebetulan
ketiga Saudara saya juga mengenyam Pendidikan disana. Pada tahun ajaran saya di
SMP tersebut baru membuka program kelas RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional). Setelah semua siswa yang diterima pada tahun ajaran tersebut mengikuti
3 tahap seleksi hingga akhirnya menyisakan 24 siswa untuk masuk dalam program
kelas RSBI, kebetulan saya menjadi bagian dari ke 24 siswa tersebut, tidak banyak
perbedaan antara kelas regular dan kelas RSBI, yang membedakan hanya fasilitas
kelas dan metode pembelajaran yang hampir semua mata pelajaran menggunakan 2
bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Disini saya mulai mengikuti
beberapa organisasi, seperti PMR dan Pramuka. Setelah 3 tahun lamanya menempuh pendidikan
di SMP Negeri 3 Majalengka, akhirnya saya mendapatkan Ijazah berbahasa
Indonesia dan sertifikat berbahasa Inggris. Kemudian saya melanjutkan jenjang Pendidikan
saya di SMAN 1 Majalengka. Ketika di SMA saya mengambil jurusan IPA, tidak
berbeda jauh dengan masa SMP, di SMA juga saya menghabiskan waktu untuk berorganisasi
dan mengikuti seleksi Olimpiade dan perlombaan lainya. Saat kelas 3 SMA diajukan
form untuk melanjutkan Kuliah atau yang biasa disebut SNMPTN, saya pun mengisi
untuk dapat berkuliah di UGM, namun tidak diterima. Akhirnya saya mengikuti
Bimbingan belajar setelah saya menyelesaikan Pendidikan SMA.
Kemudian saya mengikuti USM STAN pada
tahun 2014, namun saya gagal melangkah ke tahap selanjutnya. Kemudian saya
melanjutkan kuliah di Univesitas Islam Indonesia mengambil Jurusan S-I
Akuntansi, walaupun saya jurusan IPA. Kemudian saya dihubungi pihak Bimbel
untuk meminta saya menjadi tenaga pengajar disana. Namun saya tidak mengambil
kesempatan tersebut, hingga akhirnya setelah satu tahun saya menempuh Pendidikan
di UII, pihak Bimbel kembali menghubungi saya, namun saya kembali menolak dengan
berbagai alasan, akhirnya pihak Bimbel pun hanya memberikan buku kumpulan soal
dan prediksi STAN. Pada tahun 2015 saya akhirnya mengikuti seleksi SBMPTN, dan
diterima di UPN Yogyakarta Jurusan S-1 Teknik Kimia. Karena jarak kampus yang
dekat, bahkan bersebrangan maka saya pun ambil kesempatan untuk kuliah di UPN
Yogyakarta. Untuk jadwal kuliah pun karena yang di UII semester 3 baru masuk,
maka saya mengambil kelas dengan menyesuaikan jadwal kelas di UPN. Setelah perkuliahan
di UPN berjalan satu bulan lebih, akhirnya ada penerimaan mahasiswa baru di
STAN. Saya pun mengikuti seleksi di Yogyakarta pada saat itu, dan diterima di
program D-I Perpajakan BDK Denpasar. Akhirnya saya pun mengambil kesempatan
untuk berkuliah di STAN, dan mengundurkan diri dari Kampus sebelumnya. Ketika
berkuliah di Denpasar, banyak sekali pengalaman yang didapatkan, mulai dari
mengenal budaya lokal, pariwisata di sekitar, hingga pendalaman limu religi. Setelah
menyelesaikan studi saya di Denpasar dan Magang di KPP Pratama Gianyar,
akhirnya kita diberikan form untuk pemilihan lokasi OJT, kami pun melakukan riset sebelum memilih lokasi OJT untuk
mendapatkan lokasi yang sesuai. Akhirnya saya menjalankan OJT di KPP Pratama Tasikmalaya selama kurang lebih 7 bulan, sebelum
mendapatkan penempatan pertama di KPP Pratama Kupang di Seksi PDI sebagai
pelaksana, setelah kurang lebih satu setengah tahun, saya mendapatkan
kesempatan untuk melanjutkan Pendidikan D-III Penila Alih Program di PKN STAN.
Read More......